Kamis, 19 Desember 2013

Dalam temaram obor senja
Kubisikkan cinta pada angin yang mampir merangkul bahu
Tertuang rindu dalam pahitnya kopi yang terasa manis menyeruak lidah
Entah tiba atau hilang bak seketika angin lalu

Cinta yang terbungkus rapat dalam lapisan roti
Lebih nikmat dari nektar mekar bunga
Indah terkunci diam diam dalam gudang kata yang tersusun rapi
Meski kian besar hujaman bongkah batu tajam, cinta masih dan akan tertata

Tak mudah melayangkan elemen bermakna itu
Hanya lima kata namun mampu menggoyahkan tiap prinsip manusia
Bukan sihir apalagi tontonan pesulap amatir yang merubah koin menjadi batu
Kata yang menyerang jiwa lebih dari hantaman topan dalam tulis sejarah

Aku percaya suatu masa di keabadian
Meski bukan Ahei dalam legenda putri Yunan
Bukan pula Valentino dari negeri Romawi
Ini menjadi versi terindah kisah antara dua makhluk lugu yang suci

Kau yang disana
Kasih suci terbalut kain kesetiaan terjaga dalam lamunan
Terbubuh mantra kuat untuk tak terpecah oleh nafsu belaka
Bila untukmu dia tetap mengalur walau tak lagi ada jalan

Kamis, 01 Agustus 2013

Self

Suatu hari ada yang nanya begini:
Q : Wajar nggak sih kalo kita ingin menyendiri???
A : Wajar, kenapa?
Q : Nggak apa-apa.
A : Kamu ingin menyendiri?
Q : Iya.
A : Kamu diam karena kamu nggak tau tempat untuk menyendiri.
Q : Iya sih.

Nggak ada yang salah kita mau menyendiri atau berkumpul bersama orang-orang yang kita sayangi. Terkadang, menyendiri itu menjadi kebutuhan primer bagi seorang remaja (usia labil) karena dengan begitu mereka akan berfikir. WHY??
Ada banyak arti kata di atas mungkin bisa jadi: Kenapa aku seperti ini?; Kenapa aku nggak seperti mereka?; Kenapa Tuhan menakdirkan ini semua padaku?; atau mungkin yang udah masuk dalam kategori parah Kenapa aku dilahirkan?. The last WHY itu memang kedengarannya biasa aja, tapi kalo udah di dalemin ternyata maknanya ngeri "Why was I born?" seakan-akan kita nggak mau ada di dunia ini dan menyalahkan Sang Pencipta yang telah menciptakan kita, padahal Tuhan telah menciptakan apa-apa yang ada di dunia ini dengan tidak sia-sia maksudnya semua yang telah diciptakan di dunia ini pasti memiliki arti, fungsi dan tujuan. Salah satu kenapa alasan menyendiri itu perlu ya hal tersebut di atas, kita perlu untuk berpikir, merenung bukan melamun, mensyukuri atas karuniaNya.
sequel 1

Kamis, 06 Juni 2013

in fact, We are Brittle

Manusia manusia manusia
makhluk sempurna yang lengah
sering manusia menyepelekan hal hal yang sesungguhnya tidak mudah
tapi saat tahu tidak bisa,, hmmm manusia lelah, menyerah
lalu baru ingat Tuhannya

manusia manusia manusia
manusia yang lucu, lucu sekali......

Senin, 29 April 2013

Awan Biru

aku merindu saat tiba seja
aku menggelorakan asa
aku sang dewi namun luka
akulah senandung yang t'lah tiada

saat kalbu menyentuh
mengetuk pintu awan biru
aku berasa debu
debu yang melayang tanpa arah menentu

suara itu lembut menyapa
membisikkan gaib logatnya
approditku hilang
hilang...aneh...kemana

aku bisa aku berkata ya
meski senjaku t'lah melemah
aku akan berdiri dan ada
awaan biru menggapaiku

untitle

kenapa kita mencintai seseorang?
karena itu fitrah
kenapa kita mengasihi seseorang?
karena kita punya perasaan
kenapa kita menyayangi seseorang?
karena kita punya emosi
kenapa kita berani berkorban?
karena kita memiliki 3 sifat di atas

kenapa-kenapa dan karena-karena
terkadang membuat kita berpikir akankah mereka yang kita
cinta, kasih, dan sayangi juga berani melakukan hal sedemikian rupa
cinta memang indah, penuh ketulusan
namun, ada hantu di balik indahnya cinta
cinta membuat mabuk
melupakan hal yang seharusnya kita lakukan
kewajiban bahkan cita 

Sabtu, 27 April 2013

Bulan Baru Berhasrat

kemarin bulan indah hadir menemani dalam keramaian malam
kemarin pula bulan tersenyum melihat kebahagiaan hati
namun apakah kemarin bulan ikut merasakan gundahnya hati

Jumat, 26 April 2013

Kapsulku


Kapsul Matahari
SEKAWAN


Masih di hari yang sama tepatnya hari  kamis 06 Januari 2011 aku, Chris, Pita, dan Nuri duduk berderet di sebuah bangku panjang di depan ruang keorganisasian islam.  Aku dan Pita merupakan teman sebangku, begitu pula dengan Nuri dan Chris, mereka duduk tepat di belakang tempat duduk kami. Di antara kami berempat, Pita adalah murid yang paling berbeda, dia adalah murid yang rajin dan tugas-tugasnya selalu rapi. Tetapi, dia memiliki persamaan dengan kami yaitu tidak terlalu berambisius dengan fisika, tapi anehnya dia selalu memintaku untuk mengambil jurusan tehnik sipil atau elektro. 


Suatu hari ketika jam pelajaran fisika berlangsung kami berempat memutuskan untuk pergi meninggalkan kelas menuju tempat favorit kami untuk sekedar sharing dan bercanda, karena hal tersebut akan membuat kami lebih enjoy dan mengenang masa-masa yang hanya akan sekali dilewati. Dalam suatu perkumpulan sekawan tersebut aku melihat sebuah botol air mineral kosong yang sedang tergeletak tak berdaya dan tiba-tiba aku berpikir mengapa kita tidak membuat kapsul waktu yang seperti di film-film itu dan tiba-tiba suara merdu Chris mengagetkanku “Kamu, ngapain sih serius amat?”. “Nggak cuman lagi kepikiran aja, gimana kalo kita buat kapsul waktu?” jawabku, Nuripun menjawab “Hmm ayok, botolnya gimana masak iya pake botol air mineral”. “Gampang itu nanti aku yang bawa” sambungku. “Ok” serentak suara mereka bertiga. Meninggalkan kelas kali ini membawa suatu ide bagus buat kami.


Tepat hari selasa sore seusai keluar dari tempat yang namanya sekolah, kami berempat tidak lekas kembali ke rumah melainkan bersiap-siap menuju sebuah lokasi yang telah kami janjikan kemarin untuk mengubur kapsul kami. Sebelumnya kami menuliskan sepuluh harapan dan impian di masa mendatang, sepuluh wishing tersebut tergulung dalam sebuah kertas putih berukuran 5 inchi berbentuk persegi dengan pita berwarna yang mengikatnya. Aku memilih pita berwarna biru muda, Pita memilih pita dengan warna ungu, Chris memilih pita warna merah muda yang tak lain warna tersebut merupakan warna favoritnya, sedangkan Nuri memilih warna hijau. Sebelum memasukkan kertas harapan ke dalam botol,  Pita memutar sebuah film pendek berjudul “Sebongkah Harapan di Sudut Kandang”. Film tersebut mengisahkan seorang anak kecil bernama Supiana yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Dia berasal dari keluarga tidak punya namun kaya akan moralitas. Usianya yang masih sepuluh tahun tidak menghalangi tekadnya dalam menanggung beban keluarga. Film yang berdurasi delapan menit tersebut berhasil membuat kami meneteskan air mata dan saling berjanji untuk tidak berhenti karena lelah namun akan berhenti karena selesai


Kertas 5 inchi yang baru saja kami gulung seolah menjadi mentari kala kepenatan mendera, warna pita yang mengikatnya tertanam dalam pikiran akan selalu mengingatkan bahwa kami punya mimpi yang tak hanya akan menjadi mimpi. Empat gulungan kertas perlahan kami masukkan ke dalam botol dengan harapan enam tahun mendatang harapan dan impian yang kami tulis menjadi nyata dengan proses yang pasti. Lalu, kami mengubur kapsul matahari tersebut di bawah pohon mangga di taman kota. 


            Hari-hari di sekolah masih seperti biasanya, ada  tugas dan laporan yang telah menjadi  menu makanan sehari-hari. Namun, ada perbedaan yang tak bisa dilihat secara kasat mata yaitu kepastian. Kepastian yang tertanam dalam nurani yang menegaskan langkah kami berempat untuk mengambil suatu proses menuju lembah keberhasilan. “Hai Chris! lagi ngaps sih kamu?” sapaku. “Hai jugaaa, ya biasa nugas” jawab Chris santai. “Kalo Nuri ngapain?” tanyaku pada Nuri. “Gambar kucing bro” tegasnya. “Tumben ya Pita belum datang, biasanya kan yang telat aku” gumamku. Tak seperti biasanya ia datang terlambat, apalagi setelah guru pengajar. Tiba-tiba lima menit kemudian terdengar suara ketukan pintu dan sesosok gadis datang dengan pelan-pelan yang tak lain adalah Pita “Maaf pak, saya terlambat” tuturnya. “Iya, lain jangan diulangi ya!” kata guru pengajar. Kemudian Pita duduk di sampingku. “kamu tumben baru datang?” tanyaku heran. “Iya ceritanya panjang, nanti aja tak ceritain” jawabnya singkat. 


Suara bel terdengar nyaring yang menandakan bahwa sekarang adalah waktu istirahat. Namun, Pita tak kunjung menceritakan alasan mengapa ia datang terlambat. Aku semakin penasaran “Pit, tadi katanya mau cerita?” tegurku. Tetapi, ia malah menoleh ke arahku dan diam. Tiba-tiba ia berkata “Untuk mencapai lembah keberhasilan, tak selalu dengan pendidikan. Kita butuh keberanian dan keikhlasan”. “Iya sih” kataku.

(5 tahunkemudian)


Aku mengenang kembali masa-masa SMA bersama sekawan, kami tidak lagi bercanda, menyontek tugas dan yang lainnya. Aku baru mengerti kata-kata Pita 5 tahun yang lalu saat duduk di bangku panjang. Aku ingin bertemu dengannya dan mengatakan “Sekarang aku tahu, dari semua hal yang terlewati. Ternyata keberanian dan keikhlasan adalah kunci untuk membuka kembali kapsul matahari yang pernah kita buat”. Aku ingin bertemu Chris dan Nuri untuk berkumpul lagi membahas masalah fisika. Namun, tiba-tiba seseorang menepuk bahuku dan membangunkanku dari lamunan SMA. “Hei, ngelamun aja. Kamu dicari tuh sama orang, katanya sih udah buat janji” tuturnya. “Ok” jawabku singkat. 


Aku menuju ruang tempat tiga orang yang sedang menungguku dengan tanpa semangat dan aku melihat tiga orang tersebut sedang  mengamati sebuah lukisan kucing yang tergantung pada dinding pojok. “Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?” tanyaku keheranan.  Kemudian mereka bertiga berbalik badan dan ternyata lamunan itu menjadi nyata. Aku tak hanya melihat mereka dalam foto. Tetapi ini real, Tuhan mempertemukan sekawan dengan sangat indah. Dengan alur cerita yang berbeda namun seperti yang mereka inginkan. Inilah kapsul matahari itu yang terbuka dengan proses yang pasti.