Dalam temaram obor senja
Kubisikkan cinta pada angin yang mampir merangkul bahu
Tertuang rindu dalam pahitnya kopi yang terasa manis menyeruak lidah
Entah tiba atau hilang bak seketika angin lalu
Cinta yang terbungkus rapat dalam lapisan roti
Lebih nikmat dari nektar mekar bunga
Indah terkunci diam diam dalam gudang kata yang tersusun rapi
Meski kian besar hujaman bongkah batu tajam, cinta masih dan akan tertata
Tak mudah melayangkan elemen bermakna itu
Hanya lima kata namun mampu menggoyahkan tiap prinsip manusia
Bukan sihir apalagi tontonan pesulap amatir yang merubah koin menjadi batu
Kata yang menyerang jiwa lebih dari hantaman topan dalam tulis sejarah
Aku percaya suatu masa di keabadian
Meski bukan Ahei dalam legenda putri Yunan
Bukan pula Valentino dari negeri Romawi
Ini menjadi versi terindah kisah antara dua makhluk lugu yang suci
Kau yang disana
Kasih suci terbalut kain kesetiaan terjaga dalam lamunan
Terbubuh mantra kuat untuk tak terpecah oleh nafsu belaka
Bila untukmu dia tetap mengalur walau tak lagi ada jalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar